Sunday, September 9, 2012

Dunia, Ia Memotong Jalan Bagi Para Wali-Nya.


Setelah memahami 4 sifat yang menyebabkan penyakit hati, maka sifat yang selanjutnya atau sifat yang kelima adalah sifat bakhil. Bakhil yaitu se bentuk sifat yang ditimbulkan oleh rasa hubu al dunya (cinta dunia). Satu lukisan yang ada dalam Al-Qur'an tentang sifat bakhil ini digambarkan dengan “tangan menggenggam”. Ini berarti bahwa bakhil adalah suatu sifat enggan atau bahkan tidak mau untuk memberikan apa yang dimilikinya kepada orang lain. Ada dua sebab mengapa sifat bakhil ini muncul, yaitu karena adanya suatu anggapan bahwa harta benda yang dimiliki seseorang adalah milik dia sendiri yang dengan susah payah ia memperolehnya, dan karena ada rasa ketakutan bahwa harta benda yang diberikan kepada orang lain akan habis.

Sebagai gambaran dari rasa cinta yang berlebihan kepada dunia, bakhil akan senantiasa membuat manusia selalu berpikir dan berusaha supaya harta benda yang dimilikinya tidak habis atau jatuh kepada orang lain. Sehingga dengan demikian ia akan selalu berupaya dengan segenap hati dan pikirannya untuk menjaga dan mengamankan harta benda yang dimilikinya itu, tanpa mengenal waktu dan lelah. Dalam hati yang dikuasai oleh sifat bakhil tidak ada pikiran-pikiran yang lain kecuali bagaimana harta bendanya aman dari orang lain. Tentu segenap pikiran dan tenaga akan selalu mengarah ke situ. Makanya kita tahu bahwa orang-orang bakhil, seberapapun kekayaan yang ia miliki itu tidak akan membuatnya menjadi tenang, tetapi malah sebaliknya ia akan selalu diselimuti rasa gelisah karena kekhawatiran kehilangan harta. Tidak ada sedikitpun rasa tenang dan tenteram dalam hati yang bakhil. Yang ada hanya kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan sehingga dengan demikian seluruh waktu dari sisa hidup yang dijalani tidak ada upaya untuk pembenahan diri supaya menjadi seorang hamba yang baik, tetapi setiap saat dan setiap waktu yang terpikirkan hanyalah bagaimana kekayaannya itu bertambah dan terus bertambah. Hati yang sudah tumbuh rasa bakhil tentu tidak akan bisa mengingat Tuhan yang dengan itu ia akan berada dekat dengan-Nya, tetapi sebaliknya ia akan selalu berpikir tentang dunia yang itu menyebabkan jarak semakin jauh antara ia dan Tuhan.

Sifat selanjutnya yang keenam, yang bisa menyebabkan penyakit hati adalah sifat hubbu al dunya atau cinta dunia. Apa yang ditimbulkan dari rasa cinta kepada dunia? Cinta terhadap dunia akan melahirkan sifat-sifat keduniaan yang lain, bila cinta tidak bisa memiliki sesuatu yang dicintainya itu, maka bagaimanapun juga cinta akan menjadi kekuatan besar untuk mencari berbagai cara supaya bisa mencapai maksud dan tujuannya. Inilah barangkali sebuah jawaban, mengapa orang-orang yang begitu berlebihan mencintai dunia akan tumbuh rasa ambisius untuk mencari dunia. Bila pencahariannya itu gagal maka dengan segala cara ia akan berupaya supaya memperolehnya walaupun dengan menghalalkan yang haram, membolehkan yang seharusnya tidak boleh atau membenarkan yang itu tidak benar. Itulah mengapa Nabi sendiri mengatakan bahwa “Cinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan”

Dalam tulisannya, Imam Al-Ghazali mengatakan:
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya dunia itu adalah musuh Allah swt., musuh para wali-Nya, dan musuh para musuh-Nya. Dunia menjadi musuh Allah karena ia memotong jalan bagi para wali-Nya. Karena itulah Allah tidak memandangnya sejak dia menciptakannya. Ada pun dunia sebagai musuh para wali-Nya, karena ia menampakkan keindahan pada mereka dan meliputi mereka dengan bunga dan keindahannya. Sehingga mereka meminum kepahitan kesabaran dalam memutuskan hubungan dirinya dengan dunia. Sementara itu, dunia sebagai musuh bagi para musuh-Nya, maka sesungguhnya dunia itu mengangkat mereka satu derajat demi satu derajat dengan tipuan nya dan menangkap mereka dengan ajalnya. Sehingga mereka percaya kepada dunia dan berpegang padanya. Lalu dunia menelantarkan mereka pada saat mereka memerlukannya”.

Memang, Islam memandang bahwa kehidupan dunia dengan segala isinya sebagai suatu kenyataan yang riil. Islam tidak mengingkari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang bersifat duniawi. Bahkan Islam sendiri memerintahkan manusia untuk memperbaiki keberadaan kehidupan di dunia dan melarang manusia untuk lari jauh darinya. Hanya saja yang dilarang dalam Islam sebenarnya adalah mencintai dunia. Orang boleh saja memiliki harta tapi jangan sekali-kali untuk mencintainya. Seseorang boleh menjadi kaya raya, tetapi ingat, dalam hatinya tidak boleh ada rasa cinta terhadapnya.

Dalam pandangan sufi, dalam hati tidak boleh ada dua cinta. Cinta kepada dunia dan cinta kepada Allah adalah sesuatu yang kontradiktif. Manusia harus memilih salah satu dari keduanya; mencintai dunia atau mencintai Allah, sebab dua pilihan tersebut membawa konsekuensi sendiri-sendiri. Jika ia menetapkan pilihan mencintai dunia maka di dalam hatinya tidak akan pernah bisa mencintai Tuhan. Begitu juga halnya jika Allah dijadikan sebagai yang dicintainya, maka dunia baginya tidak akan mempunyai daya tarik untuk dicintainya. Jadi jelas sekali dalam masalah ini bahwa cinta dunia akan bisa membunuh perasaan cinta kepada Tuhan, Begitu sebaliknya mencintai Tuhan maka dengan sendirinya perasaan cinta dan kesenangan kepada Dunia akan sirna.

Ketujuh, sombong dan ujub. Kedua sifat jelek dan penyakit hati ini sesungguhnya bersumber pada sebab yang sama, yaitu ada satu perasaan bahwa di dalam dirinya itu mempunyai suatu kelebihan. Kelebihan di sini yang dimaksud adalah dalam segala hal, bisa kelebihan kekayaan, ilmu kekuatan, rupa, atau kelebihan-kelebihan lain. Dari sinilah sesungguhnya sifat sombong bisa menyerang siapa saja yang dalam hatinya mempunyai perasaan bahwa disalam dirinya memiliki kelebihan-kelebihan dalam hal tertentu. Bagi orang yang berilmu sifat sombong itu senantiasa ada jika di dalam hatinya ada satu perasaan bahwa mempunyai nilai lebih dalam hal keilmuan dari pada orang lain.

No comments:

Post a Comment